Mahasiswa PPG Unnes Sosialisasikan Literasi Lingkungan Hidup di SMK N 1 Sayung

DEMAK – Lima mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 program study Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Semarang bekerjasama dengan Komunitas rumah kita (Koruki) Demak, mengadakan sosialisasi literasi lingkungan hidup “Pembuatan Ekoenzim” di SMKN 1 Sayung, Jumat (17/3/2023).

Dalam sosialisasi tersebut, para mahasiswa mendatangkan narasumber Widayanti yang merupakan seorang aktivis lingkungan. Sosialisasi tersebut diakhiri dengan pelatihan pembuatan ekoenzim.

Sosialisasi literasi lingkungan hidup dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat pentingnya menjaga lingkungan sekitar. Bencana yang akhir-akhir ini terjadi tak luput dari abainya kita terhadap lingkungan. Misalnya, banyak orang membuang sampah sembarangan, sehingga menyebabkan bencana banjir.

Melihat kondisi tersebut, lima mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Unnes yang tergabung dalam kelompok mata kuliah proyek kepemimpinan, mengadakan sosialisasi literasi lingkungan hidup.

“Sosialisasi ini tidak hanya merupakan tugas mata kuliah saja, akan tetapi juga merupakan keprihatinan kami terhadap apa yang saat ini terjadi pada lingkungan. Kami ingin mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan, dengan tidak membuang sampah sembarangan dan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat,” ucap Tegar, koordinator kegiatan.

Sosialisasi ini diakhiri dengan pelatihan pembuatan ekoenzim dari sampah organik. Ekoenzim merupakan cairan alami serba guna hasil dari fermentasi. Masyarakat perlu tahu bagaimana mengolah sampah organik menjadi sesuatu yang bermanfaat, sehingga dapat mengurangi pembuangan sampah organik di sekitar.

“70 persen sampah yang dibuang di TPA adalah sampah organik, dan itu menimbulkan bau yang tidak sedap di lingkungan. Oleh karena itu diperlukan pengolahan sampah organik tersebut menjadi hal yang bermanfaat. Salah satu caranya adalah melalui pembuatan ekoenzim,” ujar Widayanti.

Cara pembuatan ekoenzim ini sangat mudah. Dibutuhkan bahan-bahan berupa sampah organik, air sumur, dan gula aren. Bahan-bahan tersebut dicampur dalam wadah plastik kemudian ditutup rapat.

Dibutuhkan waktu selama 3 bulan untuk panen. Baik ampas maupun cairan ekoenzim sangat bermanfaat. Ampasnya dapat digunakan untuk membersikan kloset, mengharumkan mobil, dan menjadi pupuk tanaman. Sedangkan, cairan dapat diolah lagi menjadi sabun cair, disinfektan, dan lain sebagainya.

“Kami berharap, melalui kegiatan ini, bapak dan ibu guru di SMK Negeri 1 Sayung dapat menularkan ilmunya dan melatih peserta didik serta masyarakat sekitar untuk bersama-sama mengumpulkan sampah-sampah organik dan mengolahnya menjadi hal yang bermanfaat. Dengan melakukan hal tersebut diharapkan juga dapat mengurangi banjir di daerah Sayung,” ujar Tegar. (SJ/12)