Pakar Obstetri Ginekologi Sosial Bahas Tantangan pada Audit Maternal
SEMARANG – Kuliah Tamu tentang audit maternal digelar Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip), Jumat (21/10/2022). Kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara Dies Natalis ke-61 FK Undip.
Situs Kementerian Kesehatan menerangkan, audit maternal adalah serangkaian kegiatan penelusuran sebab kematian atau kesakitan ibu guna mencegah kejadian serupa di masa yang akan datang.
Tema yang diangkat pada acara kemarin yakni Strategi Penyelesaian Permasalahan dan Tantangan Penyusunan Rekomendasi Berbasis Bukti pada Audit Maternal. Kuliah digelar secara hibrid dan menggunakan dual bahasa.
Peserta yang mengikuti kuliah secara luring hadir di Smart Room Gedung B FK Undip. Sementara peserta daring melalui Zoom.
Mereka berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, para dokter spesialis obstetri ginekologi, dokter spesialis anak, dokter umum, serta para peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Obstetri dan Ginekologi dari berbagai daerah di Indonesia.
Acara dibuka oleh dr Dwi Ngestiningsih M.Kes SpPD K-Ger selaku perwakilan Dekan dan dimoderatori oleh dr Putri Sekar Wiyati Sp.OG Subsp.Obginsos.
Pembicara Dr dr Ratnasari Dwi Cahyanti Sp.OG SubSp Obginsos yang juga ketua panitia, menjelaskan tentang bagaimana tantangan besar dan hambatan yang dialami tenaga kesehatan dalam menyusun rekomendasi berbasis bukti pada audit maternal.
Sementara pembicara utama yakni dr Charles Anawo Ameh PhD MPH FWACS FRSPH FRCOG SFHEA yang saat ini menjabat sebagai Co-Director of the World Health Organisation Collaborating Centre for Research and Training in Maternal and Newborn Health dan Associate Professor dari Liverpool School of Tropical Medicine.
“Terdapat rekomendasi baru dari WHO yang akan segera dipublikasikan mengenai langkah strategi penyelesaian masalah pada audit maternal dan itu diharapkan dapat membantu dalam menurunkan angka kematian ibu terutama di Indonesia,” terangnya
Acara kemarin sangat diminati oleh peserta, terbukti dari jumlah peserta yang mencapai 100 peserta baik luring maupun daring serta antusiasme peserta untuk bertanya kepada para pembicara. Salah satu peserta, Hafizhuddin Al Hazmi berujar bahwa materi yang dibawakan sangat menarik, bermanfaat, dan mudah dipahami karena adanya penerjemah ke Bahasa Indonesia. (SJ/14)