Mahasiswa Harus Kritis Terhadap Politik Identitas
SEMARANG – Pemilu 2024 digelar beberapa bulan lagi. Suara dari kalangan mahasiswa cukup penting, sebab banyak dari mereka yang baru pertama kali mengikuti Pemilu.
Untuk itulah, mahasiswa harus diberi ruang dialog untuk mengasah kekritisan mereka dalam menghadapi Pemilu. Salah satunya terkait politik identitas. Maraknya politik identitas harus disikapi secara arif oleh mahasiswa.
“Memang akhir-akhir ini kita juga sering mendengar tentang politik identitas. Saya kira ada beberapa politikus yang juga mengemukakan hal itu dan menggunakan itu untuk menjaring suaranya, untuk menjaring suara agar memilih dia,” ungkap Rektor Universitas PGRI Semarang dalam acara Gerakan Cerdas Memilih Pemilih Pemula yang diselenggarakan oleh KPU Kota Semarang, Bawaslu, UPGRIS, dan RRI, di Gedung Balairung, Rabu (31/5/2023).
Melihat fakta tersebut, Rektor menegaskan pentingnya kesadaran akan keberagaman. “Karena kita ini memang hidup di negara yang multikultural, maka pastikan saudara-saudara para mahasiswa, anak-anak saya ini, untuk tetap menjadi Indonesia. Untuk tetap menjadi anak-anak muda yang memiliki nasionalisme yang tinggi sehingga tidak terpengaruh dengan hal seperti itu,” tambahnya.
Acara tersebut juga diisi oleh pemaparan dari Ketua Bawaslu Arief Rahman, Ketua KPU Kota Semarang Henry Casandra Gultom, sosok pegiat medsos Adheniar J. Maeda.(SJ/14)