Kualitas dan Kuantitas Karya Ilmiah Menggambarkan Produktivitas Dosen
SEMARANG – Penulisan karya ilmiah berupa jurnal dipandang sebagai salah satu indikator produktivitas dosen.
Wakil Rektor IV Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Dr Nur Khoiri MPd menilai, dosen terkadang tidak prioritas pada penelitian dan pengabdian, karena kesibukannya dalam mengajar.
“Tugas dosen itu mengajar, meneliti dan mengabdi. Sering kali dosen terjebak aktivitas mengajar yang banyak, sedang menelitinya masih sedikit,” kata Khoiri usai membuka kegiatan Coaching Clinic Manuskrip Artikel yang diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UPGRIS, Rabu (11/1/2023).
Menurutnya, kemanfataan karya tulis dari hasil suatu riset atau kajian tersebut tidak saja dirasakan oleh dosen bersangkutan, namun juga bagi lembaga atau universitas.
“Manfaat bagi dosen kaitannya dengan kenaikan golongan. Lebih penting lagi hasil riset ini juga penting untuk pengabdian dan pembelajaran,” ujarnya.
Khoiri menilai, kualitas dan kuantitas karya ilmiah menggambarkan sejauh mana produktivitas dosen, dan cara berpikir. Karena itu, pihaknya mendorong para dosen untuk lebih produktif dalam menulis hasil riset.
Adapun pada kegiatan tersebut, LPPM UPGRIS menghadirkan sejumlah akademisi dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) sebagai pemateri, yakni Dr Parmin MPd dan Prof Dr Sucihatiningsih Dian WP.
Sementara itu, Ketua LPPM UPGRIS Dr Senowarsito sebelumnya menyatakan, pihaknya pun mendorong para dosen untuk lebih produktif mengirimkan proposal penelitian baik yang pendanaannya bersumber dari DRTPM Kemendikbudristek maupun program lain seperti Matching Fund Kedaireka.
Seno menilai ke depan peneliti dituntut bisa menghasilkan penelitian yang bisa dihilirisasi. Hilirisasi yang dimaksud merujuk pada proses mendekatkan hasil riset dan inovasi kepada masyarakat, baik pengguna langsung, pemerintah maupun dunia usaha dan industri.
LPPM mencatat, pada tahun lalu UPGRIS meloloskan 22 proposal penelitian dan 10 pengabdian DRTPM. Adapun untuk program Matching Fund Kedaireka, meloloskan tiga proposal penelitian.
“Untuk tahun lalu, proposal pengabdian yang didanai DRTPM, kami terbanyak di Jateng. Harapan di tahun ini, bisa meloloskan lebih banyak lagi, terutama penelitian yang inovatif,” tuturnya. (SJ/15)