Teater Gema UPGRIS Lahirkan Banyak Tokoh Nasional

SEMARANG – Teater Gema merupakasan salah satu teater kampus yang terus konsisten memproduksi berbagai pementasan. Selain itu, teater gema juga berkarya menulis naskah, pentas monolog, diskusi , workshop, serta latihan rutin.

Salah satu unit kegiatan mahasiswa di Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) teater Gema selalu menghasilkan banyak tokoh besar. Diantaranya Furry Setya Raharja (Mas Pur, Tukang Ojek Pengkolan), Atut Adi Baskoro (Penulis naskah film), Ari Bubut (Jurnalis), Alm Heri SGR (Jurnalis CNN), Turahmat (Dekan FKIP Unissula), Onong (Wakil Rektor UMNU Kebumen), Otoy (Pengusaha Mie Lidi Batang), Khoiri Abdilah (Perangkat Desa Wedung Demak), serta masih banyak lainya.

Kegiatan yang pernah diselenggarakan diantaranya festival drama pelajar tingkat nasional. Kegiatan tersebut selalu sukses digelar di kampus UPGRIS. Beberapa juara pekan seni mahasiswa (Peksimida) juga sering menjadi langganan. Bagi para seniman serta aktivis teater kampus Semarang nama teater Gema selalu menjadi pusat perhatian.

Baru-baru ini teater gema menyelenggarakan perayaan berdirinya yang ke 32 tahun. Selain pemotongan tumpeng dalam kegiatan tersebut juga mementaskan lakon “Pohon Babi” karya Muhajir Arrosyid yang disutradarai Sofyan Hadi di Gedung pusat lantai 7 UPGRIS.

Roy lurah teater Gema menuturkan “Meramu rindu dalam tiga laku merupakan tema perayaan teater Gema. Di akhir kegiatan ada bedah buku untukmu SGR oleh Ari Bubut. Banyak anggota teater Gema yang aktif serta para keluarga teater Gema yang sudah lulus hadir dalam kegiatan tahunan,” ucap Roy.

Buku yang merupakan kumpulan ungkapan terhadap sosok senior Heri SGR setahun lalu telah meninggal dalam bentuk puisi. “Buku ini merupakan sisi kerinduan seorang kakak, adik, serta saudara kepada Heri yang banyak memberi kenangan terbaiknya. Seorang aktivis, akademisi, serta seniman serba bisa telah memberikan teladan serta motivasi kepada generasi penerus teater Gema. Kami mengenal SGR anak Pondok Gede yang telah memberikan banyak warna di teater Gema hingga kini,” ungkap Ari Bubut. (SJ/13)